Chat Dokter
Konsultasi Dokter Online
Konsultasi Dokter Online
Peritonitis merupakan peradangan dari peritoneoum. Peritoneoum sendiri adalah lapisan serosa yang paling besar dan yang paling kompleks yang menutupi rongga abdomen dan organ-organ abdomen di dalamnya. Peritonitis merupakan penyakit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis
Penyakit ini biasanya terjadi karena infeksi bakteri ataupun jamur. Infeksi pada peritoneum bisa terjadi oleh banyak faktor. Namun, kebanyakan kasus ini disebabkan karena pecah atau luka yang terdapat dalam dinding perut.
Perintonitis diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :
Beberapa hal yang bisa membuat organ menjadi robek dan menimbulkan kondisi peritonitis adalah:
Dialisis peritoneal dengan kateter digunakan untuk membersihkan kotoran dari darah ketika ginjal seseorang tidak lagi dapat melakukannya. Orang yang menggunakan alat ini memiliki risiko terkena infeksi jika kateter yang digunakan sudah terkontaminasi atau jika tidak menjaga kebersihan di sekitar area yang akan dipasangi kateter.
Kondisi ini dapat memudahkan jalan bakteri untuk masuk ke peritoneum melalui lubang luka lalu akhirnya menimbulkan peradangan.
Pankreatitis dapat berkembang menjadi peritonitis bila bakteri menyebar keluar dari pancreas
Gejala dari peritonitis antara lain : sakit perut yang terjadi secara tiba-tiba yang dapat makin buruk jika disentuh, demam tinggi yang membuat tubuh sampai menggigil, jantung berdebar-debar, tidak bisa buang air kecil atau buang air kecil lebih sedikit dari biasanya, kehilangan selera makan serta perut bengkak.
Pengobatan dari peritonitis antara lain:
Antibiotik diresepkan guna melawan infeksi dan mencegah penyebarannya.
Jika peritonitis disebabkan karena usus buntu ataupun usus besar yang sobek, perawatan operasi penting dilakukan guna mengangkat jaringan yang terinfeksi, mengobati penyebab infeksi, dan mencegah penyebaran infeksi.
Sumber :
Japanesa, Aiwi, et al. “Pola Kasus Dan Penatalaksanaan Peritonitis Akut Di Bangsal Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang.” Jurnal Kesehatan Andalas, vol. 5, no. 1, 1 Jan. 2016, core.ac.uk/download/pdf/298634241.pdf, 10.25077/jka.v5i1.470. Accessed 2 Sept. 2021.
Suharyadi, Albert, and Muhammad Aditya. “Penatalaksanaan Peritonitis Akibat Komplikasi Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis.” Jurnal Medula, vol. 4, no. 1, 1 Nov. 2015, juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/view/683. Accessed 2 Sept. 2021.