Chat Dokter
Konsultasi Dokter Online
Konsultasi Dokter Online
Apa itu Miopia ?
Rabun jauh atau Miopia adalah gangguan pada mata yang mengakibatkan seseorang ketika melihat objek yang jauh akan terlihat kabur, tetapi ketika melihat objek tersebut dari dekat akan terlihat jelas. Miopia berasal dari bahasa Yunani yang berarti “Pandangan dekat” (nearsightedness) yaitu keadaan pada mata akibat objek jatuh tepat di depan retina sehingga jarak pandang terlalu jauh. Miopia merupakan suatu kelainan refraksi dengan sinar dari jarak tak berhingga difokuskan di depan retina oleh mata dalam keadaan tanpa akomodasi.
Miopia juga dikenal dengan mata minus karena biasanya penderita akan memakai kacamata dengan lensa negatif (min) sehingga bayangan benda tergeser ke belakang dan diatur agar tepat jatuh di retina. Besar kecilnya ukuran minus mata diukur dengan satuan dioptri (D), hal ini terkait seberapa jauh jarak mata kita bisa melihat objek dengan jelas. Menurut derajat beratnya atau tingginya dioptri miopia dibagi menjadi miopia ringan, miopia sedang, dan miopia berat atau tinggi. Miopia ringan yaitu suatu keadaan dimana miopia kurang dari 3 dioptri atau berkisar antara 1-3 dioptri.
Penyebab Miopia
Miopia dapat terjadi karena terlalu besarnya pembiasan sinar di dalam mata untuk panjangnya bola mata yang disebabkan oleh :
Selain itu, ada beberapa faktor yang diduga mampu mempengaruhi terjadinya miopia yaitu : usia, tingkat stres seseorang dan faktor sosial ekonomi.
Gejala Miopia
Beberapa gejala yang umumnya dikeluhkan oleh penderita myopia, yaitu :
Penatalaksanaan
Penderita dengan miopia ringan dapat diketahui dengan pemeriksaan visus mata (Israr, 2010). Penderita miopia dapat dikoreksi dengan menggunakan kacamata, lensa kontak atau melalui operasi.
Untuk memperbaiki kelainan refraksi mata dapat menggunakan kacamata. Dalam hal ini kegunaan dari kacamata ialah mengatur agar bayangan benda yang tidak dapat dilihat dengan jelas oleh mata jatuh tepat di titik yang seharusnya (retina mata) sehingga terlihat lebih jelas. Pembuatan lensa negatif dapat disesuaikan dengan dioptri penderita sehingga dapat melihat lebih jelas dan nyaman.
Penggunaan lensa kontak menjadi pilihan kedua pada terapi miopia. Lensa kontak adalah lengkungan yang sangat tipis terbuat dari plastik yang dipakai langsung di mata pada bagian depan kornea. Walaupun terkadang ada rasa tidak nyaman pada awal pemakaian tetapi kebanyakan orang akan cepat membiasakan diri. Penggunaan lensa kontak ini akan membuat mata kita layaknya orang normal karena tidak perlu memakai kacamata.
Pada keadaan tertentu miopia dapat diatasi dengan pembedahan pada kornea karena tidak memungkinkan untuk memendekkan bola mata pada miopia. Pada saat ini telah terdapat berbagai cara pembedahan pada miopia seperti keratotomi radial, keratektomi fotorefraktif, dan laser asisted in situ interlamelar keratomilieusis (LASIK).
Sumber :
Suhardjo & Hartono. 2007. Buku Ilmu Kesehatan Mata. Yogykarta : Bagian Ilmu Kesehatan Mata FK UGM
Sofiani, A & Santik, Y. 2016. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Derajat Miopia pada Remaja (Studi di SMA Negeri 2 Temanggung Kabupaten Temanggung)”.Unnes Journal of Public Health. Vol.5, no.2, hh. 176-185
Gambar : rsjakarta.co.id