Chat Dokter
Konsultasi Dokter Online
Konsultasi Dokter Online
Kelahiran prematur, atau kelahiran preterm, merupakan kondisi ketika usia kehamilan berlangsung kurang dari 37 minggu atau 259 hari sejak hari pertama menstruasi berakhir sehingga bayi lahir lebih cepat daripada yang seharusnya (ACOG,2015 & WHO, 2012). Kelahiran preterm dapat terbagi menjadi preterm ekstrim (<28 minggu), sangat preterm (28-<32 minggu), dan preterm sedang (32-<37 minggu). Pada tahun 2010, 1 dari 10 bayi di dunia lahir secara prematur dengan jumlah sekitar 15 juta kasus kelahiran prematur dan 1 juta bayi diantaranya mengalami kematian akibat lahir terlalu cepat. Hal ini menyebabkan kelahiran prematur menjadi salah satu penyebab tertinggi kematian anak dibawah 5 tahun dan pada 1 bulan pertama kehidupan bayi setelah lahir (WHO,2018).
Pada negara dengan penghasilan rendah, kelahiran prematur lebih banyak terjadi sebesar 12% dibandingkan negara berpenghasilan tinggi (9%). Menurut WHO (2018), kelahiran prematur merupakan permasalahan dunia yang terjadi pada lebih dari 60% anak di Afrika dan Asia Selatan. Indonesia bahkan termasuk dalam 10 besar negara dengan angka kasus kelahiran prematur terbesar sebanyak 675.700 kasus.
Kelahiran yang terlalu cepat merupakan hal yang berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan bayi, karena bayi yang lahir prematur dapat mengalami peningkatan risiko terjadinya kecatatan fisik, masalah kesehatan, dan bahkan kematian. Bayi prematur dapat memiliki masalah pada sistem pernapasan (penyakit paru-paru, asma), penglihatan (rabun jauh, rabun dekat, kebutaan), pencernaan, pendengaran, penyakit kardiovaskular/jantung, kelumpuhan di otak (cerebral palsy), dan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan intelektual anak serta kurangnya performa anak ketika di sekolahnya nanti dibandingkan anak lainnya (CDC, 2020 & WHO, 2012)
Berdasarkan penelitian Sulistiarini dan Sarni (2016), ada banyak faktor yang menjadi penyebab seorang ibu melahirkan bayinya secara prematur, diantaranya yaitu:
Ada tanda-tanda yang dapat dideteksi pada ibu yang akan mengalami kelahiran prematur, yaitu sakit punggung bagian bawah yang tidak kunjung mereda, kontraksi perut setiap 10 menit atau lebih sering dan terasa semakin parah, adanya cairan atau darah yang keluar dari vagina, terasanya tekanan pada panggul atau vagina karena dorongan bayi, serta kram pada perut bawah seperti menstruasi yang terkadang datang bersama diare. (CDC,2020). Untuk mengecek kontraksi pada ibu, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. Pertama, letakkan ujung jari pada perut, lalu rasakan jika adanya pergerakan menguat dan melemah yang merupakan tanda adanya kontraksi. Setelah itu, hitung berapa kali dan lama kontraksi sejak kontraksi dimulai hingga kontraksi selanjutnya terjadi. Selanjutnya, cobalah untuk berganti posisi, rilekskan tubuh, lalu minum dua atau tiga gelas air untuk mencoba menghentikan kontraksi. Jika kontraksi masih tetap berjalan setiap 10 menit atau bahkan lebih sering, gejala-gejala tadi semakin memburuk, atau rasa sakit yang dirasakan semakin parah dan tidak kunjung hilang, segera bawa ibu ke rumah sakit atau puskesmas untuk diperiksa oleh dokter bidan (Johnson dkk, 2020).
Untuk mencegah terjadinya kelahiran prematur, hal yang dilakukan oleh ibu adalah berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol, menerapkan gaya hidup sehat seperti olahraga rutin secukupnya dan istirahat yang cukup, menjaga kebersihan gigi dan mulut, makan dengan nutrisi yang seimbang dan kontrol berat badan, rutin mengecek kehamilan ke dokter, menghindari aktivitas fisik berlebihan, meningkatkan edukasi seputar kehamilan, serta mengurangi tingkat stress selama hamil (Johnson,2020 & WHO, 2012).
Daftar Pustaka
CDC, 2020. Premature birth. Centers for Disease Control and Prevention. Tersedia di: https://www.cdc.gov/reproductivehealth/features/premature-birth/index.html [Diakses pada 29 Agustus 2021].
WHO, 2018. Preterm birth. World Health Organization. Tersedia di: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/preterm-birth [Diakses pada 29 Agustus 2021].
WHO, 2012. Born Too Soon: The Global Action Report on Preterm Birth. Geneva: WHO Press
Sulistiarini, Dwi, Sarni, Maniar Berliana. 2016. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kelahiran Prematur di Indonesia: Analisis Data Riskesdas 2013. WIDYA Kesehatan dan Lingkunan , 1(2) pp. 109- 115
Martin, Joyce A. dkk. 2018. Births: Final Data for 2016. National Vital Statistics Report, 67(1)
ACOG, 2015. Preterm labor and birth. American College of Obstetricians and Gynecologist. Tersedia di: https://www.acog.org/womens-health/faqs/preterm-labor-and-birth [Diakses pada 29 Agustus 2021].
Johnson, T.C., 2020. Premature (preterm) labor: Signs, causes, and treatments. WebMD. Tersedia di: https://www.webmd.com/baby/guide/premature-labor#1 [Diakses pada 29 Agustus 2021].