Chat Dokter
Konsultasi Dokter Online
Konsultasi Dokter Online
Blefaritis dapat menyerang siapa saja dari berbagai usia, etnis, dan jenis kelamin. Namun, kasus blefaritis lebih sering dijumpai pada individu yang lebih tua dari usia 50 tahun. Blefaritis sendiri merupakan peradangan pada tepi kelopak mata (Dorland, 2020). Penyebab blefaritis berbeda-beda tergantung apakah itu sedang pada proses akut atau kronis.
Blefaritis itu sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu blefaritis anterior dan posterior. Blefaritis anterior merupakan peradangan yang terjadi pada kulit kelopak mata, folikel bulu mata, dan pangkal bulu mata. Sedangkan, blefaritis posterior adalah peradangan kelopak mata akibat adanya kelenjar meibom yang tidak berfungsi dengan baik, bersifat kronis dan bilateral. Kemudian, blefaritis anterior dibagi lagi menjadi 2, yaitu blefaritis stafilokokus (disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang bersifat ulseratif) dan blefaritis seboroik (penyebabnya berkaitan dengan jamur Pityrosporum ovale, namun belum terdapat cukup bukti/ penelitian yang menyebutkan organisme tersebut). Blefaritis stafilokokus lebih sering dijumpai pada usia muda dan berjenis kelamin perempuan.
Gejala dan tanda-tanda
Gejala umum: perasaan terbakar atau panas, gatal pada tepi kelopak mata yang terinfeksi, bertepi merah, terlihat adanya sisik yang menggantung pada bulu mata di bagian kelopak mata atas maupun bawah.
Pengobatan dan Terapi Blefaritis
Pengobatan utama dan efektif dalam mengobati sebagian besar kasus blefaritis yaitu tetap menjaga kebersihan kelopak mata. Kompres hangat dan basah dioleskan ke mata selama 5 hingga 10 menit untuk melunakkan serpihan kelopak mata, minyak, dan juga untuk melebarkan kelenjar meibom. Segera setelahnya, tepi kelopak mata harus dicuci dengan lembut menggunakan kapas yang direndam dalam sampo bayi encer untuk menghilangkan kerak dan kotoran. Berhati-hati agar tidak menggunakan terlalu banyak sabun karena dapat menyebabkan mata kering. Pasien dengan blefaritis posterior, manfaatkan pijatan lembut pada tepi kelopak mata untuk mengeluarkan minyak dari kelenjar meibom. Kapas atau jari digunakan untuk memijat tepi kelopak mata dengan pola melingkar kecil. Selama eksaserbasi (tanda/gejala yang mulai memburuk) gejala blefaritis,membersihkan kelopak mata perlu dilakukan dua sampai empat kali sehari. Pada pasien dengan blefaritis kronis, cara merbersihkan kelopak mata perlu dipertahankan setiap hari dan seumur hidup, atau gejala iritasi akan muncul kembali. Selain itu, penggunaan riasan mata perlu dibatasi dan semua penyebab dihilangkan. Antibiotik topikal harus digunakan pada semua kasus blefaritis akut dan kasus blefaritis anterior. Krim antibiotik topikal seperti bacitracin atau eritromisin dapat dioleskan pada tepi kelopak mata selama 2 hingga 8 minggu.
Baru-baru ini, telah tersedia terapi untuk pengobatan blefaritis, antara lain:
DAFTAR PUSTAKA
Dorland. 2020. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi Indonesia ke-30. Singapura: Elsevier.
Duncan, K., & Jeng, B. H. (2015). Medical management of blepharitis. Current Opinion in Ophthalmology, 26(4), 289–294.
Eberhardt, M., & Rammohan, G. 2021. Blepharitis. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. Diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459305/
National Eye Institute. 2020. Blepharitis. U.S. Department of Health and Human Services Diakses dari: https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/blepharitis
Utami, G., A., D., L. (2021). Diagnosis dan Manajemen pada Blefaritis Anterior dan Posterior. Intisari Sains Medis, 12(1): 262-268.