Chat Dokter
Konsultasi Dokter Online
Konsultasi Dokter Online
Penyakit di dunia memang sangat banyak dan beragam, penyebabnyapun sangat bermacam-macam. Semua bagian tubuh manusia juga memiliki faktor resikonya tersendiri untuk terserang penyakit seperti halnya darah. Banyak sekali jenis penyakit yang berhubungan dengan darah manusia misalnya penyakit anemia yang disebabkan oleh kekurangan sel darah merah dalam peredaran di tubuh manusia. Anemia juga diklasifikasikan lagi menjadi beberapa jenis seperti anemia defisiensi zat besi, anemia defisiensi vitamin, anemia aplastic, anemia sel sabit dan lain sebagainya yang pastinya berbeda beda setiap penyebabnya. Pada artikel ini akan dibahas salah satu dari jenis anemia diatas yaitu anemia aplastik yang merupakan salah satu jenis anemia yang sangat jarang namun perlu diwaspadai.
Anemia aplastik merupakan suatu sindroma kegagalan sumsum tulang yang ditandai dengan adanya penurunan jumlah semua macam sel darah (pansitopenia perifer), tidak sempurnanya perkembangan sumsum tulang dan pembesaran ukuran sel darah merah yang disebabkan karena terganggunya pembentukan sel darah merah dan peningkatan jumlah periode pembentukan hemoglobin. Sebenarnya kasus penyakit anemia aplastik ini tergolong jarang, yaitu berkisar antara 0,000002% – 0,000006% penduduk pada negara-negara Eropa. Namun di Asia dikatakan bahwa insiden penyakit ini lebih besar. Semua golongan usia dapat menderita penyait ini baik itu dari faktor keturunan ataupun dari faktor lain. Rata rata penyakit ini dapat mencapai puncak pada golongan usia 20-25 tahun, sedangkan jumlah tertinggi selanjutnya berada pada golongan usia diatas 60 tahun. Rasio perbandingan terkena pentyakit ini antara Wanita dan pria adalah sebanding yaitu 1:1 akan tetapi gejala dan keluhan yang dirasakan oleh pria akan terasa lebih berat. Perlu diketahui walaupun penyakit anemia aplastik ini jarang kita jumpai kasusnya namun penyakit ini juga bisa mengancam nyawa sehingga tidak bisa diabaikan begitu saja. Bagi orang yang telah terkena penyakit ini maka ia akan menanggungnya seumur hidup namun dengan pengelolaan dan pearwatan yang baik hasil kerjasama pasien dan tenaga medis maka penyakit ini dapat dikendalikan.
Mengenai penyebab terjadinya anemia aplastic ini dapat dibagi menjadi faktor primer dan faktor sekunder :
Namun dari semua perkiraan penyebab anemia aplastic diatas yang paling besar penyebabnya adalah Idiopatik yaitu 50 – 100 % artinya belum diketahui secara jelas hal yang menjadikan timbulnya penyakit ini.
Orang yang menderita anemia aplastik akan menunjukkan gejala sesuai jenis darah yang jumlahnya berkurang. Namun secara umum, penderita anemia aplastik dapat menunjukkan beberapa gejala dan tanda berikut:
Tanda-tanda infeksi:
Transfusi darah tidak dapat menyembuhkan penyakit anemia aplastik, namun dapat meringankan gejala anemia dan menyediakan sel-sel darah yang tidak bisa diproduksi oleh sumsum tulang.
Transplantasi sel induk atau yang biasa disebut transplantasi stem cell atau sel punca bertujuan untuk menyusun kembali sumsum tulang dengan sel induk dari donor.
Obat ini bekerja dengan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Pengobatan ini biasanya dilakukan bagi orang-orang yang tidak dapat menjalani transplantasi sumsum tulang karena memiliki kelainan autoimun.
Obat-obatan tertentu seperti sargramostim, filgrastim dan pegfilgrastim, serta epoetin alfa juga dapat digunakan untuk merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel-sel darah baru
Untuk mencegah infeksi akibat kekurangan sel darah putih.
Daftar Pustaka :
Ni Made Indah Pratiwi. 2016. Anemia Aplastik. Repository Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Bali
Manza Marco , Hery Aprijadi. Juni 2019. Anemia Aplastik Berat dengan Komplikasi Febril Neutropenia dan Perdarahan pada Perempuan Usia 20 Tahun. Jurnal Universitas Lampung